- Lestari Sastra - Kapan Sampai Kapan kau selalu memandang hujan Jika tetesannya tak bisa mengeringkan dercak sedihmu Sampai kapan kau selalu memandang malam Jika kelamnya tak bisa memberikan ketenangan Sampai kapan kau selalu memandang kabut Jika culasnya tak bisa membuat melihat dengan jelas Semua itu hanya kata- kata Tapi dari deraian matamu Penuh isyarat yang tak bisa ku raba Lasem, 26 Januari 2024 Lara Lara itu terkatup dari buaiannyaTak berselang sebentar Ia mencair dan membatu semaunya Kiranya hinggap tanpa jenggal tanpa senggang Tenggelam dari bisingnya suara kepala Dan ia.... Sehingga waktu datang kembali Lasem, 26 Januari 2024 Sedari Sejak kapan terburu-buru itu solusi terbaik Bukan, jingga... Itu hanya sepenggal obsesi yang belum bisa kau atur alur alurCoba terdiam dan bersila Duduk di antara rongga-rongga Jingga... Jika kamu bisa mengerti Sentuh deru yang sedari tadi menunggu untuk kau dengarkan Ia telah lama menanti eluhanmu yang setiap hari kau erami Maha itu selalu setia menunggu Tanpa celah begitu asik memisah Coba lafadzkan satu saja maha NyaIa tampak sempurna Tanpa celah dari kekuranganNya Dan itu bisa kau rasakan Tanpa terburu-buru berprasangka padaNya Lasem, 26 Januari 2024






Leave a Reply