
Lekatan lem dogma Dogma melekat seperti lem kastol Menampol ruang gerak yang terlalu pekat Untuk apa sekolah tinggi-tinggi Kalau kasur menjadi sarang utama Norma yang tak tersirat Masyarakat mendoktrin segala lakuku Perempuan itu harus bisa meramu masakan Kalau tidak Bikin malu calon mertua kelak Apa iya begitu ? Aku dengan segala sejarahku Aku dengan segala capaianku Terbatas karena hal-hal yang remeh Karena aku perempuan Tak seharusnya melambungkan angan Maaf Merendahkan kapasitas diri itu bukan cerminan dari diriku Lestari Sastra, 22 Maret 2022 Beri Aku Tenang Berikan aku sepucuk tenang Untuk meredam sulut api yang tiba-tiba meninggi Temani aku Sepenggal waktu Lebih dari cukup sayang Temani semua gelisah dan cemasku Ringkus semua kesah yang meresahkan Itu sudah cukup Baiknya harus bagaimana lagi sekarang Jangan sampai melewati jalur kendaliku, dayati Genggamlah sedihku Di kala waktu itu terlihat terburu-buru untuk pergi dan berlalu Lestari Sastra, 22 Maret 2022 Ia Bukan Lelah Daun jatuh Bukan karena lelah Tapi memang sudah waktunya Untuk mengganti senja yang sudah terlalu lama Biarlah terganti dengan daun yang baru Dengan harap baru Tanpa ragu Tanpa indah yang semu Lestari Sastra, 23 Maret 2022




Leave a Reply