Rembang Book Party Beraksi: Diskusi Bersama Pegiat Sastra di Lentera Kisik – Daily Sastra

Rembang Book Party Beraksi: Diskusi Bersama Pegiat Sastra di Lentera Kisik

 

Komunitas literasi gelar baca buku dan diskusi sastra bersama di Taman Baca Masyarakat Lentera Kisik. (Doc. dailysastra.com/Ayu Lestari).

REMBANG, dailysastracom – Rembang Book Party (RBP) beraksi kembali. Kegiatan ini diselenggarakan di Taman Baca Masyarakat (TBM) Lentera Kisik, Plawangan, Kragan Kabupaten Rembang, mulai pukul 14.00 hingga 17.00 WIB, pada Minggu (7/7/2024).

Komunitas literasi Rembang Book Party (RBP) gencarkan kegiatan membaca dan diskusi sastra bersama para pegiat literasi yang lain. Masing-masing peserta Rembang Book Party berasal dari beberapa kecamatan se-Kabupaten Rembang.

Aktivitas membaca di alam ini diikuti sebanyak 17 orang. Masing-masing orang membawa buku dengan jenis buku yang bervariasi. Adapun 2 kelompok pada sesi pertama yaitu silent reading yang dipandu langsung oleh dua koordinator Rembang Book Party (RBP).

Setelah masing-masing peserta membaca buku, mereka diharuskan untuk menjelaskan isi dari buku yang telah dibaca untuk nanti dijadikan sebagai bahan diskusi bersama teman-teman yang lain. 

Sesi tersebut diberikan waktu selama 35 menit beserta diskusi antar kelompok. Lalu, acara selanjutnya adalah diskusi sastra yang dipandu oleh Daimul Umam selaku moderator.

dua pemantik, Ayu Lestari asal Lasem dan Rizki Caesario dari Kabupaten Jepara ini membahas bagaimana dunia sastra dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari. 

“Dampak selama saya berkecimpung di dunia sastra yaitu bisa lebih kritis dan sensitif terhadap lingkungan sekitar. Awalnya saya sangat tidak peduli dengan keadaan di sekitar saya. Tapi selama saya berkecimpung di dunia sastra, pisau analisis sosialnya lebih tajam,” ucap Lestari.

Begitu pula yang dialami, Rizki Caesario atau akrab dipanggil Rio. Pegiat literasi dan pendiri komunitas Lumbung Baca ini menyampaikan sastra merupakan alat sastrawan untuk melihat kondisi sosial. Dimana dengan memiliki karya dan mengkritisi sesuatu yang terjadi. Ide-ide atau gagasan yang ada di otak secara alami akan bermunculan.

“Saya sepakat dengan ayu mengenai daya kritis yang lebih sensitif dan tajam. Karena apapun itu sastra termasuk bagian dari media untuk menyampaikan aspirasi, keresahan, dan ide yang cemerlang,” lanjut Rio.

Perbincangan selama diskusi sastra dengan itu sangat menyenangkan dan membawa angin segar kepada peserta. Lantaran di tengah-tengah kegiatan berliterasi, Rembang Book Party kedatangan langsung Duta Literasi Kabupaten Rembang 2024, Anggita Maharani Syainendra.

“Pertama kali melihat tayangan besar seperti ini saya sangat senang dan terhibur. Apalagi melihat program saya sesuai dengan apa yang sudah teman-teman lakukan di sini. Yang pasti saya mendukung penuh dan siap untuk bersinergi,” sahutnya.

Pembahasan diskusi sastra itu secara langsung membuat para peserta menyampaikan fakta terkini mengenai keadaan minat baca anak di Kabupaten Rembang.

“Kita tahu, di Kabupaten Rembang minat bacanya memang masih rendah. Termasuk lagi akses buku bacaan untuk anak-anak. Daftar saya tidak punya buku bacaan anak jadi saya merasa kesulitan untuk mengaksesnya. Saya sudah berinisiatif untuk meminjam buku di perpustakaan desa yang sudah saya lakukan, tapi belum bisa maksimal,” tandas Anggita.

Mendengar pernyataan Anggita, Muhallimah, guru SD Al-Falah Sarang tersentak dan menyampaikan pendapatnya.

“Sebenarnya kalau masalah akses yang kurang itu tidak tepat. Kita tahu bahwa platform-platform digital sudah banyak dan pasti sangat mudah diakses seperti halnya ipusnas. Namun lagi-lagi penggunaan gawai pada anak-anak biasanya dipakai 24 jam hanya untuk main game,” ucap Muhallimah.

Mendengar semua keluh kesah dan beberapa pendapat dari peserta yang hadir. Anggita tergerak untuk bersama-sama menggencarkan program membaca bersama alam dengan menggandeng beberapa komunitas di Rembang. Salah satunya Rembang Book Party.

“Ini kesempatan kita semua untuk saling bekerjasama. Selain membuat rutinitas seperti ini, mungkin pelan-pelan kita dapat merambah ke beberapa daerah yang tidak ada akses. Syukur-syukur kita dapat bantu menumbuhkan budaya membaca anak,” ujarnya.

Daily Sastra
Assalamualaikum. Perkenalkan nama saya Ayu Lestari, hidup di tengah-tengah sudut kota kecil yang melegenda tepatnya di Kota Lasem. Saya merupakan penulis pemula yang ingin mendedikasikan diri khususnya dibidang kepenulisan. Akun Media Sosial FB : Aeyu Loestari IG : @ayu_lestari230801 @lestari_sastra WA : 0858 - 6803 - 1099