Ilustrasi dua sahabat muslimah. (Doc. Lukmatul M/dailysastra.com).
Ketika dunia terang, alangkah semakin indah jikalau ada sahabat disisi. Kala langit mendung, begitu tenangnya jika ada sahabat menemani. Saat semua terasa sepi, begitu senangnya jika ada sahabat disampingku. Sahabat. Sahabat. Dan sahabat. Ya, itulah kira-kira sedikit tentang diriku yang begitu merindukan kehadiran seorang sahabat.
Aku memang seorang yang sangat fanatik pada persahabatan. Namun, sekian lama pengembaraanku mencari sahabat, tak jua ia kutemukan. Sampai sekarang, saat ku telah hampir lulus dari sekolahku. Sekolah yang mendalami ilmu agama, kupikir itu akan memudahkanku mencari sahabat. Tapi kenyataan dengan harapanku tak sejalan. Beragam orang disini belum juga bisa kujadikan sahabat. Tiga tahun berlalu, yang kudapat hanya kekecewaan dalam menjalin sebuah persahabatan. Memang tak ada yang abadi di dunia ini. Tapi paling tidak, kuharap dalam tiga tahun yang kuhabiskan di sekolahku itu, aku mendapatkan sahabat.
Nyatanya, orang yang kuanggap sahabat, justru meninggalkanku kala ku membutuhkannya. “Diana, keluar yuk. Ada pasar malam tuh,” ujar seorang teman yang hampir kuanggap sahabat, nisa pada sahabatku yang lain saat kami di perpustakaan. “Yuk, yuk, yuk!” balas fudla, ‘sahabatku’. Tanpa mengajakku Kugaris bawahi, dia tak mengajakku. Langsung pergi dengan tanpa ada basa-basi sedikitpun. Padahal hari-hari kami sering dihabiskan bersama. Huh, apalagi yang bisa kulakukan. Aku melangkah keluar dari perpustakaan dengan menahan tangis begitu dasyat. Aku begitu lelah menghadapi kesendirianku yang tak kunjung membaik. Aku selalu merasa tak punya teman. “Nda, gue numpang ya, ke bangku lo,” ujarku pada seorang yang lagi-lagi kuanggap sahabat. Manda membiarkanku berbaring di kasurnya. Aku menutup wajahku dengan buku.
Tangis yang selama ini kutahan akhirnya pecah juga. Tak lagi terbendung. Sesak di dadaku tak lagi tertahan. Mengapa mereka tak juga sadar aku butuh teman. Aku takut merasa sendiri. Sendiri dalam sepi begitu mengerikan. Apa kurangku sehingga orang yang kuanggap sahabat selalu pergi meninggalkanku. Aku tak bisa mengerti semua ini. Begitu banyak pengorbanan yang kulakukan untuk sahabat-sahabatku, tapi lagi-lagi mereka menjauhiku. “Fa, lo kenapa sih ? kok nangis tiba-tiba,” tanya manda padaku begitu aku menyelesaikan tangisku. “Ngga papa, nda,” aku mencoba tersenyum. Senyuman yang sungguh lirih jika kumaknai. “Fa, tau nggak ? tadi gue ketemu loh sama dia,” ujar Manda malu-malu. Dia pasti ingin bercerita tentang lelaki yang dia sukai.
Aku tak begitu berharap banyak padanya untuk menjadi sahabatku. Kurasa semua sama. Tak ada yang setia. Kadang aku merasa hanya dimanfaatkan oleh ‘sahabat-sahabatku’ itu. Kala dibutuhkan, aku didekati. Begitu masalah mereka selesai, aku dicampakkan kembali. “Fa, kenapa ya, Firah malah jadi jauh sama gue. Padahal gue deket banget sama dia. Dia yang dulu paling ngerti gue. Sahabat gue,” Manda curhat padaku tentang Firah yang begitu dekat dengannya, dulu. Sekarang ia lebih sering cerita padaku. Entah mengapa mereka jadi menjauh begitu. “Yah, nda. Jangan merasa sendirian gitu dong,” balasku tersenyum. Aku menerawang,” Kalau lo sadar, Nda, Allah kan selalu bersama kita. Kita ngga pernah sendirian. Dia selalu menemani kita. Kalau kita masih merasa sendiri juga, berarti jelas kita ngga ingat Dia,” kata-kata itu begitu saja mengalir dari bibirku. Sesaat aku tersadar. Kata-kata itu juga tepat untukku. Oh, Allah, maafkanku selama ini melupakanmu. Padahal Dia selalu bersamaku. Tetapi aku masih sering merasa sendiri.
Sedangkan Allah setia bersama kita sepanjang waktu. Bodohnya aku. Aku ngga pernah hidup sendiri. Ada Allah yang selalu menemaniku. Dan seharusnya aku sadar, dua malaikat bahkan selalu di sisiku. Tak pernah absen menjagaku. Kenapa selama ini aku tak menyadarinya? Dia akan selalu mendengarkan ‘curhatanku’. Dijamin aman. Malah mendapat solusi. Manda tiba-tiba memelukku. “Sorry banget, Fa. Seharusnya gue sadar. Selama ini tuh lo yang selalu nemenin gue, dengerin curhatan gue, ngga pernah bete sama gue. Dan lo bisa ngingetin gue ke Dia. Lo sahabat gue. Kenapa gue baru sadar sekarang, saat kita sebentar lagi berpisah…” Manda tak kuasa menahan tangisnya. Aku merasakan kehampaan sejenak. Air mataku juga ikut meledak. Akhirnya, setelah aku sadar bahwa aku ngga pernah sendiri dan ingat lagi padanya, tak perlu aku yang mengatakan ‘ingin menjadi sahabat’ pada seseorang. Bahkan malah orang lain yang membutuhkan kita sebagai sahabatnya. Aku melepaskan pelukan kami. “ Makasih ya, nda. Ngga papa kok kita pisah. Emang kalau pisah, persahabatan bakal putus. Kalau putus, itu bukan persahabatan,” kataku tersenyum.
Akhir sisa-sisa air mataku. Kami tersenyum bersama. Persahabatan yang indah, semoga persahabatan kami diridoi Allah. Sahabat itu, terkadang tak perlu kita cari. Dia yang akan menghampiri kita dengan sendirinya. Kita hanya perlu berbuat baik pada siapapun. Dan yang terpenting, jangan sampai kita melupakan Allah. Jangan merasa sepi. La takhof, wala tahzan, innallaha ma’ana..Dia tak pernah meninggalkan kita. Maka jangan pula tinggalkannya.
Bionarasi
Lukmatul Mufarokah atau yang lebih sering disapa faroh merupakan seorang penulis muda kelahiran Rembang, Juni 2004 Menulis cerpen ternyata sudah menjadi hobinya sejak masih duduk di bangku Madrasah Aliyah. Hobi menulis cerpen yang dimilikinya ini semakin berkembang ketika dirinya masuk Kuliah. Kala itu, Lukmatul mufarokah kerap menulis cerpen untuk majalah di kampusnya dan cerpennya diterbitkan pertama kali saat ia memasuki semester 2 kuliah, dengan judul Bangkit. Sejak cerpen pertamanya diterbitkan di majalah kampusnya dia sering membuat cerpen dan karya lainya akan tetapi dirinya tidak berani untuk mempublikasikannya. kalau ingin tau lebih banyak tentangnya lihat di akun instagramnya @lukmatul mufarokah.





https://shorturl.fm/zPY6b
https://shorturl.fm/avrdu
https://shorturl.fm/BsAKf
https://shorturl.fm/uBoy3
https://shorturl.fm/8KK8T
Sprunki Game really brings something fresh to the Incredibox world with its new beats and visuals. It’s easy to get lost in the creative flow-check it out! Sprunki Game
https://shorturl.fm/NYkND
https://shorturl.fm/5laRM
https://shorturl.fm/fLTlJ
https://shorturl.fm/36rXy
ygdobq
https://shorturl.fm/HRIZ5